modifikasi ninja 150......!!!!!!!!
- Bobot joki dan konsep korekan punya korelasi. Itu yang dibikin Yuda Sanjaya atau akrab disapa Kemoh, kliker OEI JFK AHRS K-Ijo GM asal Nganjuk, Jawa Timur. Jokinya superkecil otomatis enteng, bobotnya cuma 35 kg. Itu dia Alvan Cebonk. Mesin tak perlu jor-joran digali dengan pisau korek yang penting presisi tujuannya terhada tenaga yang pas dengan bobot.
“Tinggi 29 mm bila diterjemahkan dalam derajat adalah 296o. Power masih enak dari putaran bawah,” jelas Kemoh.
Hubungannya dengan bobot joki enteng pada lubang itu, ya enteng. Namanya juga ringan semua motor yang dijoki Cebonk akan dintungkan, hehe. Eh, maksudnya, Cebok tak perlu meninggikan rpm di garis start apalagi dengan sensor stau titik. Tinggi lubang buang seperti ini torsinya lebih bagus, lantaran ada kaitan dengan kompresi yang bisa dapat lebih tinggi. Kan di 2-tak, angka tinggi lubang buang bagian dari angka rumus untuk langkah torak.
Jangan buangnya doang yang diurus, nantinya lebih besar pasak dari pada tiang. Maksudnya, pengeluaran lebih banyak ketimbang masuk. Karena itu, tinggi transfer bila didial dapat durasinya 126o atau tingginya 42,5 mm. Seperti itulah porting-porting silinder yang membuat Cebonk melejit membawa motor dengan bobotnya. Best time Ninja ini 7.4 detik sekian-sekian.
Selain itu, mnggunakan otak pengapian atau CDI konvesional milik Suzuki RC 100 yang bersistem AC atau arus bolak-balik (Alternating Current). Tanya kenapa? Lagi-lagi ini soal efektifitas. “Karakter CDI RC 100 itu lebih lembut. Lebih gampang dijinakkan. RPMnya 13.500. Kalau yang berkode 1454 begitu terasa torsinya, tak terlalu galak. Itu sesuai sasaran awal dijoki Cebonk,“ tambah Kemoh yang terus berusaha dapat 7,3 detik. Ardel
DATA MODIFIKASI
Karbu : Std reamer sampai 30 mm
Main-jet : Rata-rata 155
Pilot-jet : Rata-rata 60
Knalpot : Custom dewek
CDI : Suzuki RC
Rasio : 13-24 (I), 18-26 (II), 13-25 (III), seterusnnya standar
Final Gear : 13-39 (201 meter).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar